Review Film: “Talk To Me” Terbukti Menegangkan Tanpa Menggunakan Jumpscare

Review Film: “Talk To Me” Terbukti Menegangkan Tanpa Menggunakan Jumpscare

Baca Juga:

Talk To Me: Film Horor yang Menakutkan tapi Menarik

Film horor *Talk To Me*, yang disutradarai oleh Danny dan Michael Philippou, telah menjadi perbincangan sejak pertama kali diputar di Adelaide Film Festival 2022. Kini, film ini semakin mendapat perhatian ketika tayang perdana secara global di Sundance Film Festival 2023. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Agustus 2023, film horor ini akan tayang di Indonesia.

Cerita Horor yang Segar

*Talk To Me* disajikan oleh A24, perusahaan distribusi film, yang juga telah menghadirkan deretan film horor lainnya dengan cerita yang fresh, unik, dan mengganggu secara positif. Bagaimana dengan tingkat kengerian film ini?

Sinopsis Film

Kisah *Talk To Me* mengisahkan tentang seorang gadis bernama Mia (diperankan oleh Sophie Wilde), yang masih dirundung duka akibat kepergian ibunya. Untuk mengurangi kesedihannya, Mia mengajak sahabatnya Jade (diperankan oleh Alexandra Jensen) dan adik Jade, Riley (diperankan oleh Joe Bird), untuk datang ke pesta yang diadakan oleh Hayley (diperankan oleh Zoe Terakes). Pesta Hayley menarik perhatian Mia karena ada sesi pemanggilan arwah menggunakan media tangan yang menarik untuk disaksikan secara langsung.

Proses Pemanggilan Arwah

Dalam film *Talk To Me*, proses pemanggilan arwah mengharuskan seseorang yang siap dirasuki untuk duduk dan mengikat tubuhnya pada kursi. Lilin kemudian dinyalakan, dan orang yang terikat akan menggenggam patung tangan sambil mengucapkan “Talk to Me”, yang dilanjutkan dengan “I’ll let you in” sebagai tanda memperbolehkan roh untuk merasuki tubuh. Setelah 90 detik merasakan sensasi kesurupan, Hayley yang berjaga akan mematikan lilin untuk mengeluarkan roh dari tubuh yang dirasuki. Mia dan teman-temannya juga mengalami pengalaman yang sama.

Sensasi Menyeramkan

Namun, alih-alih menyeramkan, sesi pemanggilan arwah malah menjadi ajang mendapatkan sensasi ‘high’ dan hiburan, mengingat orang yang dirasuki dapat melakukan hal-hal yang tak terduga. Namun, aktivitas ini mengubah hidup Mia ketika roh ibu Mia merasuki tubuh Riley. Mia pun dapat melihat dan berkomunikasi dengan roh. Bisikan roh sang ibu membawa Mia pada fakta baru tentang kepergian ibunya, dan membuat Mia harus memilih apa yang harus ia percaya, bisikan arwah atau manusia.

Tanpa Jumpscare

Tanpa memanfaatkan *jumpscare*, *Talk To Me* mampu menjejali penonton dengan teror melalui alur ceritanya yang menarik. Sejak adegan pembuka, film ini menampilkan kebrutalan yang membawa perjalanan Mia dalam menghadapi rasa sedih, kesendirian, dan kehilangan orang terdekatnya. Meskipun tampilan hantunya masih bisa ditonton tanpa harus menutup mata, kehadiran teror dan kengerian dalam *Talk To Me* terasa melalui adegan brutal yang mungkin memberikan rasa tidak nyaman, seperti tindakan menyakiti diri sendiri. Alur cerita yang menyajikan usaha Mia mencari rahasia di balik kepergian ibunya semakin meningkat hingga akhir kisah, ditambah konflik yang harus dihadapi Jade, Riley, dan ayah Mia.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, *Talk To Me* memiliki cerita yang segar dibandingkan dengan kebanyakan film horor lainnya. Meskipun ada beberapa aspek cerita yang bisa digali lebih dalam, sutradara Danny dan Michael Philippou berhasil menutupi kekurangan tersebut dengan akhir kisah yang apik. Film ini akan menjadi topik menarik untuk didiskusikan setelah ditonton.

Baca Juga: