Dalam Upaya Transparansi, PASPI dan BPDPKS Hadirkan Buku ‘Mitos Vs Fakta Sawit’ untuk Masyarakat

Dalam Upaya Transparansi, PASPI dan BPDPKS Hadirkan Buku ‘Mitos Vs Fakta Sawit’ untuk Masyarakat

Baca Juga:

Persepsi Negatif terhadap Industri Sawit Masih Mengkhawatirkan

Hingga saat ini, persepsi negatif terhadap industri sawit masih muncul dan semakin mengkhawatirkan. Tudingan dan kampanye negatif mengenai isu-isu ekonomi, sosial, kesehatan, gizi, dan lingkungan terkait sawit semakin intensif dan meluas, baik di dalam negeri maupun internasional. Persepsi negatif ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang membuat perdagangan produk sawit menjadi sulit dan terhambat di negara-negara importir minyak sawit.

Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat

Untuk menyajikan informasi empiris tentang industri sawit, telah diterbitkan buku Mitos Vs Fakta Industri Minyak Sawit dalam Isu Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Global Edisi Keempat. Buku ini menghadirkan dialektika antara mitos (opini, isu, dan tuduhan) dengan fakta-fakta empiris yang diperoleh dari berbagai riset terkait. Melalui proses dialektika ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi yang seimbang dan pemahaman yang komprehensif mengenai industri sawit. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak terperangkap dalam persepsi negatif yang dibentuk oleh pihak-pihak tertentu. Dengan informasi yang komprehensif, masyarakat dapat menggunakan hak-haknya untuk menikmati manfaat yang beragam dari industri sawit nasional.

Dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

Acara Advokasi Sawit dan Peluncuran Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bungaran Saragih (Ketua Dewan Pembina PASPI), Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian), Eddy Abdurrachman (Dirut BPDPKS), dan Reni Mayerni (Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhanas). Juga hadir sejumlah organisasi kelapa sawit, perguruan tinggi, dan kementerian/lembaga.

Mitos tentang Sawit

Salah satu mitos yang ditanggapi dalam acara ini adalah mengenai kandungan kolesterol dalam minyak sawit. Tungkot menjelaskan bahwa tanaman (termasuk sawit) tidak memproduksi kolesterol, karena kolesterol hanya diproduksi oleh hewan dan manusia.

Komitmen terhadap Keberlanjutan

Bungaran Saragih menjelaskan bahwa Indonesia adalah produsen minyak nabati terbesar di dunia, dan keberhasilan ini membawa dinamika baru bagi industri minyak nabati. Persaingan tidak hanya berdasarkan harga, namun juga melibatkan isu-isu keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Industri sawit Indonesia memiliki komitmen terhadap keberlanjutan ini.

Risiko Persepsi Negatif terhadap Sawit

Jika persepsi negatif terhadap sawit dibiarkan terus berlanjut, akan ada risiko yang besar bagi industri sawit dan ketahanan ekonomi Indonesia. Bukan hanya nilai aset kebun sawit dan industri hilir sawit yang dipertaruhkan, tetapi juga masa depan jutaan rumah tangga petani sawit dan puluhan juta tenaga kerja. Selain itu, sumber devisa negara juga akan terancam, di mana industri sawit berkontribusi sebesar USD39 miliar pada tahun 2022.

Menghadapi Tantangan di Uni Eropa

Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, mengajak semua pihak yang terkait dengan industri sawit Indonesia untuk bekerja sama. Hal ini bertujuan mencintai kelapa sawit Indonesia. Eddy Abdurrachman juga mengapresiasi buku Mitos Vs Fakta Sawit sebagai senjata utama untuk melawan serangan terhadap industri sawit. Ia menjelaskan bahwa persepsi negatif terhadap sawit terjadi karena beberapa faktor, termasuk pemahaman yang keliru mengenai sawit dan proses pembangunannya. Selain itu, kampanye negatif terhadap sawit juga merupakan strategi dalam persaingan non-harga di pasar minyak nabati dan energi dunia.

Baca Juga: